Tahun 1948 ; Pembrontakan
PKI di Madiun, dapat di tumpas ABRI dan Rakyat
Tahun 1950 PKI muncul lagi.
Tahun 1955 PKI ikut pemilu.
ketua PKI tahun 1951 D.N. Aidit
Presiden
memubarkan partai masyumi, PSSI , Partai Murba.
Ketua biro khusus PKI Kamaruzaman
bertugas menghubungi kadernya di kalangan ABRI
Brigjen Supardjo, letkol Untung, Kolonel Sunardi, Marsekal Madya Omar, Kolonel
Anwar.
Gerakan 30 S /PKI
secara fisik dipimpin oleh letkol Untung Pasukan
pengawal presiden,
1 oktober 1965. PKI melakukan penculikan dan pembunuhan 6 perwira tinggi TNI Angkatan Darat Letjen A, Yani, Mayjen R. Soeprapto, Mayjen Haryono Mas
Tirtodarmo, Mayjen Donald Izacus
Panjaitan Brijen Soetoyo Siswomiharjo, Letnan satu Andreas Tendean.
1 Oktober 1965 mengumumkan dewan revolusi melalui RRI di bacakan oleh Letkol untung.
Dewan revolusi
yogyakarta dipimpin oleh
Mayor Mulyono melakukan
penculikan : Kolonel
Katamso , letkol sugijono, di bunuh di desa kentungan.
1 Oktober 1965 penumpasan G30S/PKI
dilakukan oleh anggota pasukan batalyon 503 Brawijaya, pasukan batalyon 545 diponegoro,
pasukan RPKAD dapat merebut menduduki gedung RRI pusat, gedung telekomunikasi,
dan mengamankan wilayah medan merdeka.
Pasukan batalyon 238 kujang siliwangi menguasai lapangan banteng dan mengamankan markas
kodam V Jaya dan sekitarnya. Batalyon I kavaleri dapat mengamankan BNI unit dan percetakan uang Negara di kebayoran
Mayjen Soeharto pimpinan sementara Angkatan Darat mengumumkan adanya perebutan kekuasan di lakukan oleh
gerombolan yang menamakan dirinya G30S/PKI
serta penculikan 6 perwira tinggi angkatan darat, presiden dan menko Hankam
/Kasab dalam keadasn aman dan sehat
Basis utama PKI di lapangan halim perdana kusuma.
Presiden meninggalkan halim
perdana kusuma ke istana bogor .
sukitman dapat
meloloskan diri dari penculikan PKI .
3 oktober 1965 menemukan jenasah Perwira tinggi Angkatan Darat
yang di culik di sumur tua lubangbuaya.
4 oktober 1965 jenasah diangkat di keluarkan dari sumur oleh RPKAD dan KKOAL (Marinir).
5 oktober 1965 jenasah di makamkan di taman makam pahlawan Kalibata.
Presiden soekarno 1 oktober 1965 memerintahkan kepada semua angkatan bersenjata untuk
mempertinggi kesiap siagaan dan tetap di pos masing masingdan haya bergerak
bila ada perintah.
10 Maret 1966 presiden soekarno menggelar pertemuan di hadiri oleh
:
a. Partai politik PSSI , b. NU
c. PERTI,
d. Partai e. Katolik, f.
Parkindo, g.Muhamadiyah, h. PNI,
i. Partindo,
j. IPKI, k. Front Pancasila
Pertemuan 10 maret 1966 presiden Soekarno didampingi : A. M. Hanafi , Dr. Soemarno, Dr. Soebandrio,
J. Leimena, Ahmadi, Dr. Chiroel Saleh
11 maret 1966 di gelar rapat sidang paripurna agendanya merumuskan langkah-langkah keluar dari krisis ekonomi,
social, dan politik Indonesia .
Saat rapat Presiden di beri tahu oleh Brijen
Saboer bahwa terdapat konsentrasi
pasukan tak dikenal di luar istana.
Presiden soekarno pergi ke istana Bogor di dampingi oleh Dr. Soebandiro , Dr. Chairoel Saleh , Dr. J.
Leimena .
Soeharto
panglima angkatan darat Menemui
presiden soekarno, tujuan untuk
meyakinkan presiden soekarno bahwa TNI AD berada di belakang presiden soekarno
dan siap mendukung.
2 oktober 1965
pasca G30S/PKI Mayjen Soeharto
melihat bahwa satu satunya untuk
meredakan krisis dalam negeri adalah dengan membrantas PKI
beserta antek-anteknya.
Pandangan pendapat presiden soekarno :
bahwa pembubaran PKI mustahil dilakukan karena akan menimbulkan
inkonsistensi terhadap pelaksanaan prinsip nasakom nasiolis agama koomunis.yang
telah menjadi dasar pemikiran politik Indonesia .
Di istana bogor mayjen Basoeki Rachmat, brigjen M Yusuf dan
Brigjen Amir Machmoed mengadakan pertemuan dengan presiden Soekarno yang di dampingi Dr. J Leimena, Dr, Subandio, dan Dr, Chairoel
Saleh.
Presiden soekarno memerintahkan kepada Brigjen
Saboer merancang surat perintah kepada mayjen soeharto untuk
mengatasi masalah keamanan dan krisis politik yang terjadi. Kemudian surat
itu di kenal dengan SUPERSEMAR .
Langkah awal yang dilakukan soeharto : membubarkan dan melarang PKI
beserta unsur-unsur yang berada dibelakangnya , 12 maret 1966 soeharto menahan
15 orang anggota kabinet yang terlibat G30S/PKI .
Proses peralihan kekuasaan politik Indonesia
a. Tap MPRS NO
IX/ MPRS/1966 memberikan wewenang penuh kepada mayjen
Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang di nilai penting untuk menjaga
kestabilitas keamanan dan ketengan social guna memperlanjar jalanya revolusi.
Pidato
pertanggung jawaban presiden Soekarno disebut Nawaksara ditolak oleh MPRS karena tidak menjelaskan secara rinci peristiwa G 30 S/PKI dan akibat akibatnya.
Revisi pelengkap pidato pertanggung jawaban presiden soekarno di sebut Pelengkap Nawaksara
Organisasi yang menolak pidato
pertanggung jawaban presiden Soekarno
:
1.
Dewan pimpinan
Daerah PNI Sulawesi selatan
2.
DPRD Sulawesi Selatan
3.
GMNI Bandung
4.
Koordinator Pemuda sekretaris bersama Golkar mengusulkan MPRS untuk
mengadakan siding istimewa
b. DPR mengajukan
memorandum kepada MPRS untuk menggelar sidang istimewa
c. ABRI
secara personel mengadakan pendekakatan kepada presiden Soekarno agar
presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada soeharto sebelum dilaksanakan
sidang umum MPRS
d. 7 Pebruari
1967 presiden Soekarno menyerahkan surat
kepada Soeharto di lampiri penugasan untuk menangani masalah sehari hari